VISI dan MISI

Belajar, Berkarya dan Berprestasi ... Akademis, Organisatoris, dan Humanis

TUJUAN :

Forum Pengajian Anak-anak ini adalah sarana untuk menjalin silaturrahmi dan komunikasi juga informasi bagi orang-orang yang secara khusus pernah atau sedang berada di dalamnya atau siapapun yang memiliki kepedulian dan "kepentingan"..Forum ini sebagai media untuk sharing serta memantau setiap kebijakan PAN dengan tujuan untuk menjadikan PAN lebih baik dan lebih maju untuk kedepannya.dengan adanya Share, Masukan, Kritikan positif, semuanya bisa dijadikan sebagai media pembelajaran.....

VISI :

Pengajian Anak-anak Nur Farhan adalah sebuah lembaga pendidikan keagamaan yang bertujuan menjadikan generasi muda yang faham dan mengaplikasikan nilai-nilai keagamaan...

Pengajian Anak-anak Nur Farhan menerima santri baru untuk kegiatan belajar mengajar setiap hari Senin, Rabu dan Jumat jam 16.00 - 18.00 WIB. KBM terdiri dari 3 kelas yaitu kelas TKA Putra dan Putri, TPA dan TQA. Syarat Pendafaran : Mengisi Formulir, Pas Foto dan Foto Copy Akte Kelahiran.

TULISAN BERJALAN

SUKSESKAN SUKSESI KEPEMIMPINAN PENGURUS PENGAJIAN ANAK-ANAK NUR FARHAN 2013-2015

Rabu, 17 April 2013

SEMAU-MAUMU

Kalau memang itu maumu
mencari bahagia dengan menuruti nafsu
terserah kamu

pandailah sendiri
dan bodohlah sendiri

kehidupan dan kematian
keuntungan dan kerugian
kau sendiri yang menentukan sesudah Tuhan

ke utara atau ke selatan
cahaya atau kegelapan
kau sendiri yang mengambil keputusan

buat apa ku mengingatkan
kalau Tuhan saja tiada engkau dengarkan
silakan jalan

hebatlah sendiri
dan konyollah sendiri

kenikmatan dan kepuasan
bukanlah pada khayalan
tapi didalam sehatnya akal pikiran

mencari rahasia Tuhan
sejatinya kebahagiaan
memijakkan kaki di bumi kenyataan

lampiaskan semau-maumu
hanyutkanlah diri sesuka-sukamu
telanlah api dunia sekenyangmu
tapi jangan sesalkan akan cepat datang mautmu

Lirik diatas adalah lagu dan karangan dari Kiai Kanjeng dan Cak Nun yang biasa diperdengarkan khususnya ketika ada pengajian mocopat syafaat.

Isi dan substansi dari lagu ini sangat terasa dan jelas tersirat, bagaimana kita sebagai seorang manusia terkadang - atau bahkan sering - melakukan sesuatu yang kita suka, sehingga faktor kesukaan itu menjadi sesuatu yang dinilai asasi. Mendasar. Sementara yang dimaksud asasi itu sendiri adalah sesuatu yang mutlak dimiliki oleh manusia. Tidak boleh tidak. Faktor asasi itulah yang berujung kepada pengkultusan hak.

Manusia berhak ini, berhak itu, boleh begini boleh begitu. Terus, apakah ada yang dilarang? Kalau perlu tidak ada. Maka jadilah manusia yang semau-maunya. Terserah gue, itu bahasa anak zaman sekarang.

Sesungguhnya manusia tidak ada hak apapun dimuka bumi ini. Manusia itu tidak mempunyai hak sedikitpun atas dirinya dan atas apa yang berlaku atas dirinya. Manusia tidak punya investasi terhadap kehidupan dirinya sekalipun... termasuk hak atas keinginan-keinginannya. "Hak" manusia tetap dibatasi oleh Hak Tuhan sebagai Investor terbesar dalam kehidupan ini.

Sikap semau-maunya adalah simbol keangkuhan dari manusia yang tidak mau mendengarkan setiap kata kebajikan dan peringatan. Sementara kebajikan sendiri itu adalah firman Tuhan yang tersampaikan dengan cara yang berbeda, baik melalui ucapan seseorang, perbuatan, ibrah, peringatan, masukan atau kritikan.

Lantas, dengan semua "hak" manusia yang ada atas dirinya, kita bebas melakukan apapun ? Tidak ada istilah "Itu hak Saya", hak yang mana? Apa hak anda terhadap dirimu sendiri? Apakah hak anda akan meluluhkan dan menghapuskan hak Tuhan atas dirimu? Apakah dengan "hak" yang tidak berdasar itu mampu mengabaikan semua peringatan Tuhan?

Manusia diharuskan saling mengingatkan, manusia diharuskan saling nasihat menasihati dalam kebajikan dan kebenaran, juga kesabaran, "Janganlah engkau melihat siapa yang menyampaikan, tapi dengarkan apa yang disampaikan" Ini adalah tuntunan untuk kita agar kita tidak berbuat semau-maunya. Niatkan semua keharusan-keharusan di atas sebagai sarana untuk menyebar kebaikan tanpa merasa paling baik, sarana penyebar kebijakan tanpa merasa paling bijak, sekedar menyampaikan. Selebihnya bukan wewenang manusia untuk mengubah sesuatu.

Buat apa ku mengingatkan
kalau Tuhan saja tiada engkau dengarkan
Silakan jalan
Jelas pernyataan yang mengungkapkan ketidakmampuan dalam berbuat, karena Jika Tuhan saja tidak engkau dengarkan, bagaimana ketika aku yang mengingatkan ???

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

WAKTU

MEDIA SOSIAL