Kalau memang itu maumu
mencari bahagia dengan menuruti nafsu
terserah kamu
pandailah sendiri
dan bodohlah sendiri
kehidupan dan kematian
keuntungan dan kerugian
kau sendiri yang menentukan sesudah Tuhan
mencari bahagia dengan menuruti nafsu
terserah kamu
pandailah sendiri
dan bodohlah sendiri
kehidupan dan kematian
keuntungan dan kerugian
kau sendiri yang menentukan sesudah Tuhan
ke utara atau ke selatan
cahaya atau kegelapan
kau sendiri yang mengambil keputusan
buat apa ku mengingatkan
kalau Tuhan saja tiada engkau dengarkan
silakan jalan
hebatlah sendiri
dan konyollah sendiri
kenikmatan dan kepuasan
bukanlah pada khayalan
tapi didalam sehatnya akal pikiran
mencari rahasia Tuhan
sejatinya kebahagiaan
memijakkan kaki di bumi kenyataan
lampiaskan semau-maumu
hanyutkanlah diri sesuka-sukamu
telanlah api dunia sekenyangmu
tapi jangan sesalkan akan cepat datang mautmu
cahaya atau kegelapan
kau sendiri yang mengambil keputusan
buat apa ku mengingatkan
kalau Tuhan saja tiada engkau dengarkan
silakan jalan
hebatlah sendiri
dan konyollah sendiri
kenikmatan dan kepuasan
bukanlah pada khayalan
tapi didalam sehatnya akal pikiran
mencari rahasia Tuhan
sejatinya kebahagiaan
memijakkan kaki di bumi kenyataan
lampiaskan semau-maumu
hanyutkanlah diri sesuka-sukamu
telanlah api dunia sekenyangmu
tapi jangan sesalkan akan cepat datang mautmu
Lirik diatas adalah lagu dan karangan dari Kiai Kanjeng dan Cak Nun yang biasa diperdengarkan khususnya ketika ada pengajian mocopat syafaat.
Isi dan substansi dari lagu ini sangat terasa dan jelas tersirat, bagaimana kita sebagai seorang manusia terkadang - atau bahkan sering - melakukan sesuatu yang kita suka, sehingga faktor kesukaan itu menjadi sesuatu yang dinilai asasi. Mendasar. Sementara yang dimaksud asasi itu sendiri adalah sesuatu yang mutlak dimiliki oleh manusia. Tidak boleh tidak. Faktor asasi itulah yang berujung kepada pengkultusan hak.
Manusia berhak ini, berhak itu, boleh begini boleh begitu. Terus, apakah ada yang dilarang? Kalau perlu tidak ada. Maka jadilah manusia yang semau-maunya. Terserah gue, itu bahasa anak zaman sekarang.
Sesungguhnya manusia tidak ada hak apapun dimuka bumi ini. M
Tidak ada komentar:
Posting Komentar