Semua yang kita terima, semua yang kita dapatkan, semua yang kita pegang dan semua yang kita kelola adalah amanah. Amanah tidak hanya terpaku kepada hal-hal yang sifatnya materi, tetapi lebih dari itu, juga bisa dikategorikan sebagai amanah.
Lembaga, termasuk yang ada di dalamnya, Predikat Ustadz, Santri, adalah amanah yang harus dikelola secara baik dan bijak.
Santri adalah amanah terbesar bagi Ustadznya. Bagaimana kita bisa mengelola amanah itu dengan bijak agar sesuai dengan yang diharapkan.
Ada banyak tipe dan karakter dari amanah yang satu ini : Santri. Mulai dari usia, tingkat IQ, EQ, dan sebagianya. Perlu kelihaian dan strategi tersendiri dalam mengelola dan memanage santri.
ADa beberapa contoh kategori santri, Santri anak-anak, dan santri remaja. Khusus untuk kategori santri remaja, perlu adanya pemberdayaan dalam upaya melibatkan partisipasi dari mereka. Karena untuk kategori ini tidak mungkin disatukan dengan santri-santri yang lain khususnya dengan kelompok santri yang usianya lebih kecil.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengelola amanah ini, di antaranya dari segi usia, kategori santri remaja adalah kategori dimana masa-masa pencarian jati diri terasa begitu kental, mengidolakan sesuatu dengan totalitas, sikap kritis yang mungkin lebih tepat dikatakan ngeyelan. Tapi itulah dinamika dalam menghadapi mereka. Perlu energi yang kuat agar kondisi seperti itu bisa tetap tersalurkan menjadi sesuatu yang positif.
Satu hal yang perlu digarisbawahi bahwa upaya pemberdayaan yang harus dilakukan dimaksimalkan jangan sampai menjadikan mereka seperti superior, merasa paling diantara santri yang lainnya. Karena bagaimana pun juga status dan kedudukan mereka tetap sama seperti yang lainnya : Santri. Dan Posisi Ustadz pun diupayakan tetap menjadi posisi yang berwibawa di hadapan mereka.
Diharapkan upaya pemberdayaan ini - dengan tidak meninggalkan kewajiban kita untuk terus memberinya bekal keilmuan - bisa menjadi titip positif yang didapatkan oleh mereka selain efek positif bagi ustadznya, karena dengan pemberdayaan ini bisa meringankan dan membantu peran keustadazan terutama ketika ada pendampingan bagi santri-santri kecil lainnya.
Tinggal sekarang, yang harus dirumsukan adalah model pemberdayaan seperti apa yang sesuai dengan potensi dan kemampuan mereka, karena bagaimanapun juga kapabilitas serta kualitas tidak boleh diabaikan.
Wallahu A'lam...