VISI dan MISI

Belajar, Berkarya dan Berprestasi ... Akademis, Organisatoris, dan Humanis

TUJUAN :

Forum Pengajian Anak-anak ini adalah sarana untuk menjalin silaturrahmi dan komunikasi juga informasi bagi orang-orang yang secara khusus pernah atau sedang berada di dalamnya atau siapapun yang memiliki kepedulian dan "kepentingan"..Forum ini sebagai media untuk sharing serta memantau setiap kebijakan PAN dengan tujuan untuk menjadikan PAN lebih baik dan lebih maju untuk kedepannya.dengan adanya Share, Masukan, Kritikan positif, semuanya bisa dijadikan sebagai media pembelajaran.....

VISI :

Pengajian Anak-anak Nur Farhan adalah sebuah lembaga pendidikan keagamaan yang bertujuan menjadikan generasi muda yang faham dan mengaplikasikan nilai-nilai keagamaan...

Pengajian Anak-anak Nur Farhan menerima santri baru untuk kegiatan belajar mengajar setiap hari Senin, Rabu dan Jumat jam 16.00 - 18.00 WIB. KBM terdiri dari 3 kelas yaitu kelas TKA Putra dan Putri, TPA dan TQA. Syarat Pendafaran : Mengisi Formulir, Pas Foto dan Foto Copy Akte Kelahiran.

TULISAN BERJALAN

SUKSESKAN SUKSESI KEPEMIMPINAN PENGURUS PENGAJIAN ANAK-ANAK NUR FARHAN 2013-2015

Rabu, 17 April 2013

Sekedar Mengingatkan

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sekelilingnya,
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. (QS. Ali 'Imran : 110)
Islam mengkategorikan empat hal sebagai sumber pengingat/nasihat manusia, yakni sebagai berikut:
  1. pengingat yang mengikat secara mutlak. Hal ini karena kebenarannya yang final. Tentu saja yang dimaksud adalah Al Qur-an dan sabda-sabda Rasulullah yang terkait dengan perintah dan larangan;
  2. pengingat yang mengikat karena status, yakni nasihat orang tua kita. Kita harus mematuhinya sepanjang hal yang dinasihatkan tidak bertentangan dengan perintah dan larangan Allah. Juga karena dalam nasihat kedua orang tua terkandung do’a untuk kebaikan kita;
  3. pengingat yang melekat dengan otoritas, yaitu nasihat dari orang-orang yang memiliki kapasitas, kemampuan dan kecakapan dalam bidang-bidang tertentu yang membuatnya layak memberi nasihat atau anjuran. Yang termasuk dalam jenis ini misalnya arahan dari atasan kita saat memberi tugas kepada kita, atau nasihat dokter saat kita memeriksakan diri ketika sakit;
  4. pengingat yang datang dari kehidupan sesama. Pengingat ini bisa berasal dari sahabat, teman, orang-orang lain di sekitar kita, peristiwa yang kita alami, bahkan yang hanya kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari.

Oleh karena itu, di dalam kita saling mengingatkan setidaknya harus berdasarkan pada lima prinsip atau selera sebagai berikut:
  1. Saling menolong, bukan saling menjatuhkan. Karena seperti termuat dalam firman Allah QS At Taubah: 71, “Dan orang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong (auliya’) bagi sebahagian yang lain.” Dan auliya’, memiliki ciri-ciri: saling mengingatkan, pihak satu mencintai kebaikan untuk pihak lain, tidak menyakiti, tidak menyinggung, tidak menzhalini harta dan kehormatan, tidak melaknat, tidak menyesatkan, tidak bersaksi palsu, serta tidak mengkhianati dan menipu dalam bermu’amalah. Oleh karena itu, saling mengingatkan haruslah diniatkan sebagai sebuah perkara besar atas dasar saling menolong, yakni menyeru pada kebaikan dan mencegah kemunkaran.
  2. saling menutupi, bukan saling menelanjangi. Hakikatnya, mengingatkan bukan untuk melukai, menyakiti, atau membongkar dan menyebarkan keburukan orang yang kita ingatkan. Bahkan motivasi terbesarnya adalah saling menutupi dan menjaga. Oleh karena itu, dalam mengingatkan saudara kita, kita harus menunjukkan aibnya secara rahasia, antara dia dan kita saja. Seorang ulama bahkan berkata, “Hendaklah nasihatmu kepada saudaramu sekedar isyarat, bukan terus terang, nyata dan melukai.”
  3. saling menjaga dan menguatkan. Nasihat harusnya membuat saudara yang kita nasihati menjadi kuat, bukan malah jatuh. Prinsipnya adalah kita saling mengingatkan demi menjadi umat yang terbaik.
  4. saling membagi tentang yang kita ketahui. Hal ini karena saling mengingatkan tidak sembarang mengingatkan. Apa yang kita sampaikan hendaknya kita ketahui secara mendalam, sehingga menuntut kita untuk terus belajar dan memperdalam pemahaman tentang agama.
  5. saling memuliakan dengan kalimat-kalimat yang baik, karena hanya kalimat baik yang memberi pengaruh. Kalimat kasar, mencela dan melaknat adalah kalimat-kalimat yang tidak pantas diucapkan seorang Muslim. Apalagi jika kita ingin nasihat kita diterima dengan baik, hendaknya kita memilih kata-kata yang lemah lembut namun sampai maksudnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

WAKTU

MEDIA SOSIAL