VISI dan MISI

Belajar, Berkarya dan Berprestasi ... Akademis, Organisatoris, dan Humanis

TUJUAN :

Forum Pengajian Anak-anak ini adalah sarana untuk menjalin silaturrahmi dan komunikasi juga informasi bagi orang-orang yang secara khusus pernah atau sedang berada di dalamnya atau siapapun yang memiliki kepedulian dan "kepentingan"..Forum ini sebagai media untuk sharing serta memantau setiap kebijakan PAN dengan tujuan untuk menjadikan PAN lebih baik dan lebih maju untuk kedepannya.dengan adanya Share, Masukan, Kritikan positif, semuanya bisa dijadikan sebagai media pembelajaran.....

VISI :

Pengajian Anak-anak Nur Farhan adalah sebuah lembaga pendidikan keagamaan yang bertujuan menjadikan generasi muda yang faham dan mengaplikasikan nilai-nilai keagamaan...

Pengajian Anak-anak Nur Farhan menerima santri baru untuk kegiatan belajar mengajar setiap hari Senin, Rabu dan Jumat jam 16.00 - 18.00 WIB. KBM terdiri dari 3 kelas yaitu kelas TKA Putra dan Putri, TPA dan TQA. Syarat Pendafaran : Mengisi Formulir, Pas Foto dan Foto Copy Akte Kelahiran.

TULISAN BERJALAN

SUKSESKAN SUKSESI KEPEMIMPINAN PENGURUS PENGAJIAN ANAK-ANAK NUR FARHAN 2013-2015

Sabtu, 13 April 2013

PEREMPUAN SEPARUH BAYA




Perempuan setengah baya itu, saya kira berusia 40-45 tahunan. Dengan postur tubuh yang kecil, aku terus memandangnya sampai hilang ditelan belokan…

Ada apa dengan wanita separuh baya itu ? Ada bayang-bayang kepenasaran yang selalu mengganggu fikiran.


Ah… Lagi-lagi wanita separuh baya itu, dengan langkah terseok-seok, tatap mata penuh harap demi mengais setetes rizki yang telah dihamparkannya. Raut kelelahan tidak menjadi penghalang untuk terus berusaha dan berusaha.


Jam 23.30, di saat semua orang mulai ke peraduan, dengan balutan selimut tebal penuh hangat, aku melihat wanita separuh baya itu, pulang dari “tempat dia bekerja”, sorot mata yang sepenuhnya yakin bahwa hari esok masih ada. Masih ada harapan untuk bisa mendapatkan koin-koin yang lebih banyak lagi.


Sejenak aku berfikir, sambil menikmati sebungkus nasi angkringan dan segelas teh hangat, ah betapa nikmatnya yang aku rasakan sekarang ini. Jauh berbeda dengan yang aku lihat dari wanita separuh baya itu.  Aku, sepulang kerja seperti sekarang ini masih bisa beristirahat dengan tenang. Tapi dia? Mungkin Istirahat adalah barang termahal yang belum tentu dimilikinya karena esok senja sampai larut malam harus kembali bergelut dengan waktu demi mempertahankan kelangsungan hidupnya.


Dengan berbekal kotak 20 x 40 cm dia terus menyusuri jalanan kota yang masih terbangun dengan aktivitas malamnya. Berulangkali setiap malam aku melihatnya. Semakin penasaran…

Ditengah keterbatasan seperti itu, ada jutaan harap yang bersemayam dalam pancaran mata yang sayu, dan tentunya dengan segenap keyakinan kepada Sang Maha Pemberi Rizki…

Aku mengingat diri, dengan segala kelebihan yang aku rasakan, dengan segala kemudahan yang aku dapatkan, aku masih senantiasa merasa kurang, kurang dan kurang.

===


Ini masalah keyakinan terhadap makhluk yang namanya rizki. Selama ini kita berfikir bahwa rizki sama dengan uang. Padahal masih ada rizki-rizki lain dalam bentuk yang beragam, Sehat, Kemudahan, Keluarga bahagia, karier yang mapan, selamat dari marabahaya bahkan sakit pun bagian dari rizki.


Coba bandingakan dengan wanita separuh baya itu. Aku yang punya segalanya, ruang kerja ber-AC, kemana-mana dengan kendaraan, tapi dia ? hanya berbekal kotak kayu berisi jajanan asongan, permen, tissue, rokok, that’s all. Itu saja. Berapa duit yang bisa dihasilkan dalam semalam? Adakah bisa mencukupi untuk dirinya? Atau bahkan keluarganya? Anaknya? Bahkan cucunya? Bahkan jalannya yang terseok-seok seharusnya membuat aku berfikir untuk lebih bersyukur lagi.


Mengapa aku masih selalu saja merasa kurang, Mengapa aku masih saja selalu merasa menjadi orang yang paling menderita. Ah… betapa sangat tidak bersyukurnya aku… Bahkan hanya untuk sekedar merasakan kebahagiaan dan kenikmatan sejatipun aku masih belum bisa. Bandingkan dengan wanita separuh baya itu. Tidak ada beban dan kekhawatiran mengenai hari esok. Hari esok akan terus berjalan, keterbatasan bukan satu alasan dan penyebab akhir dari segalanya.


Mengapa aku masih belum yakin juga bahwa setiap makhluk yang melata di muka bumi ini akan tercukupkan kebutuhan hidupnya… Nikmat yang mana lagi yang telah aku dustakan. Bahkan hanya sekedar mengucap sepatah kata syukur sebagai ungkapan terima kasih saja, aku masih belum mampu. Lain halnya ketika aku menuntut untuk terus diberi kecukupan yang lebih. Sekalinya aku diberi sedikit kekurangan yang bersifat sementara, ribuan protes terus meluncur dari mulut tak beradab ini, yang menjudge Tuhan tidak adil ! Tuhan tidak Sayang. Lebih sayang kepada siapakah, aku atau Wanita separuh baya itu ? Sungguh ketidaksopanan jika aku harus bersaing dengan wanita separuh baya itu dalam mendapatkan perhatian dan cinta. Tidak tahu malu jika masih menganggap diri lebih baik. Tentunya Wanita separuh baya itu lebih dari segalanya. Lebih arif dalam menyikapi hidup … dan itulah sejatinya kekayaan hati …


Dan Malam ini, Wanita separuh baya itu belum terlihat juga … kemanakah??

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

WAKTU

MEDIA SOSIAL