Bercerita tentang romantika kehidupan, kisah klasik di masa lalu, atau hal-hal yang membuat kita ingin membuka dan mengulanginya kembali, adalah hal terindah yang tidak ingin ditinggalkan dan dilupakan begitu saja. Cerita itu, tidak akan habis ditelan zaman, tidak akan luntur disapu waktu..
Sebagai manusia pengembara, perantauan, ada sekian banyak hal yang menjadi pemicu kerinduan ini tak pernah sirna. Termasuk adanya pepatah setinggi-tingginya bangau terbang akan kembali ke kubangan juga… daripada hujan emas di negeri orang, lebih baik hujan batu di negeri sendiri, sebetah-betahnya tinggal di perantauan, tanah kelahiran tetap yang dinanti…
Ada saat-saat terindah ketika aku harus pulang kampung, selain kembali memutar memori masa kecil dulu.
Emak. Emak memang sosok yang tidak akan pernah habis untuk diceritakan. Kangen …
Kangen dengan teduhnya tatapan mata Emak, kangen dengan senyumannya, kangen dengan belaiannya, dan terutama … Kangen dengan pepes ikan buat Emak…
Emak tahu apa yang aku inginkan kalau aku lagi pulang kampung. Emak tahu apa yang tidak aku dapatkan di perantauan ini, seketika aku pulang, aku disambut bak tamu agung.
Memang, merasakan makanan yang satu ini bagiku adalah makanan termahal dan terlangka dari yang ada, sungguh, menikmati sajian hidangan ala kampung jauh lebih menggiurkan mengalahkan menu apapun di muka bumi ini. Dibalut kesederhanaan, walau beralas daun pisang sekalipun, selain dari sambal terasi yang khas, atau sepotong ikan asin dan sebungkus ulukutek leunca, makanan wajib bagi orang Sunda. Aha… Termasuk Pepes Ikan bikinan Emak. Bagiku sangat spesial.
Emak tahu kepulanganku yang hanya beberapa jam di rumah tidak akan cukup untuk menghabiskan kangen ini, tidak akan puas dengan bercengkerama. Tapi biarlah ketidakcukupan ini aku anggap sebagai investasi agar aku terus selalu kangen dengan apa yang ada di diri Emak, begitu juga Emak. Walau tidak sempat menyentuhkan belaiannya, walau tidak sempat menanyakan bagaimana keadaanku di perantauan ini, tapi aku tahu, Emak lebih tahu bagaimana dengan keadaanku. Walau sebenarnya Emak masih ingin bercerita banyak tentang hal.
Pepes ikan buatan Emak, buatku adalah perwujudan kasih sayang yang tak akan terbalas dengan apapun juga, karena Emak telah membuatnya dengan penuh cinta, Emak membuatnya dengan ketulusan yang tidak bisa dihargai dengan harga sebungkus pepes ikan di resto-resto.
Pepes Ikan Buatan Emak yang telah menjadi darah daging, yang mengalir di tubuhku, sebagaimana mengalirnya rasa cinta ini dalam pembuluh-pembuluh darahku. Emak yang mengajarkan apa itu cinta dan bagaimana mengekspresikannya. Cinta dan sayang tidak hanya melulu diungkapkan dengan kata-kata kosong. Pepes ikan buatan Emak adalah saksinya…
Aku masih selalu berharap bisa menikmati sajian Pepes ikan buatan Emak, sekarang, besok, lusa dan lusanya lagi…
“Mau dibuatin Pepes ikan?”
Ah … tawaran yang menggiurkan, walau tanpa mengiyakan pun Emak sudah mafhum dengan apa yang aku inginkan….
Emak … Kangen Pepes Ikan Buatan Emak … :-)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar